TEMPO.CO , Jakarta: Maskapai saat ini berlomba-loma mendatang pesawat baru., karena adanya potensi pertumbuhan penumpang. Menurut Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association (INACA), Tengku Burhanuddin, saat ini ada 12 juta orang penduduk Indonesia yang bepergian dengan pesawat tiap tahunnya. Mereka bepergian dengan pesawat dengan frekuensi lima kali dalam setahun.

"Seperti yang kita sama-sama tahu, pertumbuhan ekonomi Indonesia baik," kata Tengku ketika dihubungi Tempo, Kamis, 15 November 2012. Bahkan, menurut dia, perekonomian Indonesia pada 2030 diprediksi menempati peringkat ketujuh dunia.

Dia menambahkan, jika perekonomian Indonesia terus membaik, akan ada 30 juta orang yang bepergian dengan pesawat per tahun, dengan frekuensi lima kali terbang. "Dengan frekuensi terbang lima kali saja, sudah ada 150 juta penumpang," ujar Tengku. Menurut Tengku, kelak masyarakat akan memilih untuk bepergian dengan pesawat dibanding kapal maupun mobil.

Untuk rute penerbangan domestik, maskapai-maskapai di Indonesia cenderung mendatangkan pesawat berbadan ramping atau narrow-body dengan jarak tempuh 3-4 jam. Sedangkan untuk rute menuju negara-negara lain di Asia, maskapai memesan pesawat untuk jarak terbang hingga 5 jam.

Rencana pengembangan serta pembangunan bandar udara baru juga mendukung pesawat-pesawat baru yang didatangkan maskapai. "''Kan memang akan dibangun bandara baru yang besar seperti Kuala Namu, Sumatera Utara dan Karawang," ujarnya. Begitu pula Bandara Soekarno-Hatta akan dikembangkan untuk mengimbangi pertumbuhan penumpang.

Maskapai yang berencana menambah pesawat adalah Garuda Indonesia, AirAsia Indonesia, dan Merpati Nusantara Airlines. Garuda Indonesia akan menambah 24 pesawat sepanjang 2013. Sedangkan AirAsia Indonesia akan mendatangkan 10 pesawat baru tahun depan. Seperti kedua maskapai itu, Merpati pun menargetkan untuk mendatangkan armada tahun depan, yaitu sebanyak 20 pesawat.

Sumber Berita Tempo.co
MARIA YUNIAR